Senin, 24 Agustus 2009

'Merah Putih', Film Seharga Rp 60 Miliar


Jakarta - Film 'Merah Putih' bercerita tentang kehidupan 5 pria di Sekolah Tentara Rakyat setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 1947. Mereka adalah Amir (Lukman Sardi), Marius (Darius), Tomas (Donny Alamsyah), Soerono (Zumi Zola) dan Dayan (Rifnu Wikana). Tujuan mereka satu, menjadi pejuang yang kemerdekaan.

Kehidupan di pemusatan latihan tentara yang keras, membuat mereka harus belajar banyak soal dunia militer. Salah satunya tidak membuat keonaran dan kesalahan yang bodoh, kalau tidak, mereka akan dihukum. Awalnya perbedaan latar belakang suku, agama dan ras membuat beberapa hal tidak berjalan mulus, terutama antara Tomas dan Marius.

Tomas berasal dari keluarga peternak ayam yang bersuku Manado dan beragama Kristen. Sedangkan Marius adalah kaum atas asal Batavia. Alasan mereka pun berbeda untuk menjadi tentara, Tomas lebih berniat karena dia ingin membalas dendam atas ayahnya yang dibunuh tentara Belanda.

Saat itu memang Jepang sudah menyerah, namun Belanda berniat ingin mencaplok Indonesia lagi lewat agresi militernya. Mereka pun bersama tentara lainnya ditugaskan untuk memaksa Belanda mundur lewat pertempuran 'hidup atau mati'.

'Merah Putih' adalah bagian pertama dalam sebuah kisah trilogi yang disutradarai oleh Yadi Sugandi. Dalam penggarapannya, 'Merah Putih' dibantu oleh sejumlah kru asing yang biasa mengarap film Hollywood. Bahkan sampai efek ledakan dan make up-nya dibuat sangat nyata sehingga bisa menggambarkan suasana peperangan. Anda pun bisa berpendapat sendiri bagaimana kualitas film yang berharga Rp 60 miliar.

Cerita 'Merah Putih' dirasa tepat menjelang HUT RI ke-64 yang bisa kembali mengingatkan penonton akan arti nasionalisme. Tak hanya itu di tengah makin menjamurnya film horor, 'Merah Putih' bisa menjada pilihan penikmat film.

'Merah Putih' bisa disaksikkan mulai 13 Agustus 2009 di bioskop kesayangan Anda.

Merdeka!

MERAH PUTIH 2 Hadirkan Jenderal Sudirman


Trilogi film MERAH PUTIH memasuki babak baru. Setelah film pertama tayang, film kedua pun disiapkan. Berbeda dengan film yang pertama, intrik film kedua akan lebih banyak.

"Di film MERAH PUTIH yang pertama itu lebih banyak intrik dengan diri sendiri dan teman-teman seperjuangan. Tapi di film kedua, intrik akan semakin meluas," kata Yadi Sugandi, saat dihubungi KapanLagi.com, Selasa (18/8).

Persiapan syuting MERAH PUTIH 2 juga sudah dilakukan. Penggodokan materi terus dimatangkan. "Yang jelas akan hadir tokoh-tokoh baru. Pastinya kehadiran tokoh ini akan menambah konflik," jelasnya.

Ketika ditanya siapakah tokoh paling banyak berpengaruh nantinya di sekuel kedua, Yadi menyebut Jenderal Sudirman.

"Pada dasarnya masih sama temanya tentang nasionalisme. Intriknya bakal lebih tajam, karena empat prajurit yang berhasil lolos di film pertama akan bertemu dengan rombongan Jenderal Sudirman. Kemudian mereka ditugaskan oleh Jenderal Sudirman untuk menjalankan misi khusus," lanjut Yadi.

Rencana syuting akan dimulai bulan Oktober - November, dengan lokasi di beberapa daerah.

"Jadwal syutingnya masih menyesuaikan dengan pemain. Darius (Sinathrya) ada persiapan kegiatan lain di bulan Desember. Kalau meleset di bulan Oktober - November berarti harus nunggu tahun depan," katanya.

'Merah Putih', Film Termahal Indonesia!

Perkembangan film Indonesia yang maju pesat membuat seorang Hasyim Djojohadikusumo rela menggelontorkan US$ 6 juta untuk sebuah film idealis yang berjudul ‘Merah Putih’.
Film ini diproduseri oleh Hasyim dengan menorehkan anggaran yang sangat besar. Film yang bercerita tentang film revolusi perang Indonesia menelan dana produksi hingga 6 juta dolar atau Rp 60 miliar.

“Dana itu untuk biaya produksi, marketing dan promosi,” ungkap Hasyim ketika acara pelincuran website ‘Merah Putih’ di Djakarta Theater, Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat.

Ia pun menjelaskan tujuan film ini dibuat tak lain hanya untuk menghargai para pahlawan kemerdekaan agar anak-anak muda mengingat keberanian para pejuang yang memiliki latar belakang berbeda hanya demi kemerdekaan.

“Film ini jelas mendidik dan memberi inspirasi. Pesan film ini ingin menyampaikan bahwa para pejuang kemerdekaan kita berjuang bukan untuk uang. Supaya anak cucu kita sadar bahwa pendahulu mereka berjuang dengan tulus tanpa pamrih mater,” terangnya.

Film yang rencananya bakal dirilis pada 13 Agustus 2009 itu diperankan oleh Lukman Sardi, Darius Sinathrya, Donny Alamsyah, dan Zumi Zola.

Film Merah Putih, Film Perang Indonesia Ala Hollywood


Dunia Film Indonesia segera menayangkan film dengan genre yang berbeda. Film Merah Putih, adalah film perang pertama Indonesia yang bergaya Hollywood Blockbuster yang akan tayang secara serentak se-nasional pada tanggal 13 Agustus 2009. Film yang diproduksi oleh PT. Media Desa bekerjasama dengan Margate House ini turut melibatkan ahli perfilman internasional.

Sebut saja antara lain Koordinator Special Effect dari Inggris, Adam Howarth (Saving Private Ryan, Black Hawk Down), Koordinator Pemeran Pengganti, Rocky McDonald (Mission Impossible II, The Quiet American), Make Up dan Visual Effect Artist, Rob Trenton (Batman-The Dark Knight), Ahli Persenjataan, John Bowring (Crocodile Dundee II, The Matrix, The Thin Red Line, Australia, X-Men Origins : Wolverine), dan Asisten Sutradara Mark Knight (December Boys, Beautiful).

Merah Putih merupakan bagian pertama dari Trilogi kemerdekaan yang berlatar sejarah otentik perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan pada tahun 1947. Bercerita tentang sekelompok pejuang kemerdekaan yang bersatu untuk bertahan dari pembunuhan, berjuang sebagai pejuang gerilya yang terlepas dari konflik dan perbedaan yang besar dalam kelas sosial, suku, agama, dan kepribadian.

Meskipun Merah Putih adalah karya film fiksi, film ini terinspirasi dari kehidupan yang sesungguhnya dari para kadet pemberani yang dibunuh di Lengkong, semua lelaki dan perempuan pemberani yang telah berjuang untuk persatuan dan kemerdekaan Indonesia antara 1945 sampai 1948,” Jelas Hashim Djojohadikusumo sebagai produser eksekutif saat peluncuran Trailer dan Website Merah Putih di Ballroom Djakarta Theater, 6 Juli 2009.

Film yang dibesut oleh Yadi Sugandi ini akan menampilkan para bintang Indonesia antara lain Lukman Sardi, Doni Almasyah, Darius Sinathrya, T. Rifnu, Zumi Zola, dan turut memperkenalkan Rahayu Saraswati.

Merah Putih, Film Sejarah Rasa Hollywood


Menyambut Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus mendatang, sebuah film bertemakan nasionalisme bakal dirilis. Yadi Sugandi, penata sinematografi, yang pernah menggarap film Laskar Pelangi, Under The Tree, Tiga Hari Untuk Selamanya, dan The Photograph, dipercaya untuk menjadi sutradaranya.

Film Merah Putih, diangkat berdasarkan sejarah otentik perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan pada 1947, ketika agresi Militer Belanda di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Rob Allyn, produser eksekutif Merah Putih mengatakan, film ini berusaha membangun semangat nasionalisme bangsa Indonesia dan pentingnya sebuah persatuan. "Kami juga berharap film ini hadir pada saat yang tepat, untuk mengingatkan Indonesia bahwa para pemuda telah berjuang dengan gagah berani untuk meraih kemerdekaan dan kebebasan dari dominasi kolonial," katanya di Jakarta.

Merah Putih bercerita tentang sekelompok pejuang kemerdekaan, para kadet-kadet tentara rakyat yang berasal dari etnis, agama, kelas sosial berbeda. Perbedaan inilah yang memberi warna pada karakter masing-masing pemainnya.

Tak sekedar mengangkat film dengan tema nasionalisme, Allyn juga mengaku ingin memberikan tontonan yang berbeda dengan menghadirkan sentuhan special effects kelas dunia. "Kami ingin membuat film saga berlatar sejarah dengan sentuhan Hollywood, mengombinasikan bakat-bakat terbaik yang dimiliki perfilman Indonesia yang sedang mekar dengan special effects kelas dunia," ujar Allyn.

Untuk mewujudkan hal tersebut, film yang dibintangi di antaranya aktor Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Darius Sinathrya, T. Rifnu Wikana, dan Rahayu Saraswati itu, melibatkan sejumlah ahli perfilman internasional berpengalaman di Hollywood. Sebut saja Adam Howarth yang pernah menjadi coordinator special effect untuk film Saving Private Ryan, Blackhawk Down. Ada juga kordinator pemeran pengganti Rocky McDonald, yang sukses di film Mission Impossible II dan The Quiet American.

Allyn juga melibatkan ahli persenjataan John Bowring yang ikut serta di film Crocodile Dundee II, The Matrix, The Thin Red Line, Australia dan X-Men Origins:Wolverine.

Menurut Allyn, persiapan film berlangsung selama dua tahun lebih. Tim produksi terlebih dahulu mewawancarai sejumlah veteran pada zaman revolusi, melakukan riset mendalam, memverifikasi kembali data sebelum menyusun naskah.

Sabtu, 22 Agustus 2009

Misteri Batu Hajar Aswad Yang Menggegerkan NASA

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.

Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.



Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.

Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda :


“Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.”


Setelah posting ini booming dikalangan pembaca, ternyata bayak pembaca yang meragukan keaslian posting ini, dikira asal posting, dan lain-lain. Padahal fakta ini sudah lama ada.

Seminar Animasi: “Infinite Frameworks: Meraih Mimpi”

http://blog.frameworks-studios.com/?p=80

Batam, Juli 2009. PT. Kinema Systrans Multimedia sebagai salah satu studio animasi terbesar di Asia Tenggara, yang berlokasi di area Nongsa Resort-Pulau Batam akan berpartisipasi pada ajang bergengsi Nasional yang berkualitas “Indonesia ICT (Information and Communication Technology) Award 2009” (INAICTA 2009) yang diselenggarakan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika.

Sebagai bentuk dukungan kami kepada Pemerintah Indonesia yang telah mencanangkan Tahun 2009 sebagai Tahun Indonesia Kreatif 2009, kami akan menggelar kegiatan Seminar Animasi “Infinite Frameworks: Meraih Mimpi” pada kegiatan INAICTA 2009, yang dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Juli 2009, bertempat di Ruang Kakak Tua Jakarta Convention Center, pukul 09.00 – 16.00 WIB.

Seminar satu hari ini akan menyajikan materi utama di balik layar film “MERAIH MIMPI” yang akan dirilis pada tanggal 10 September 2009. MERAIH MIMPI merupakan lokalisasi dari film “SING TO THE DAWN” yand diadaptasi dari novel karya Minfong Ho yang sudah dirilis pada bulan Oktober 2008 di Singapura dan pernah diputar di Pusan international Film Festival di Korea Selatan dan American film Market di Santa Monica, USA.

Sebagai Pembicara pada Seminar ini Phil Mitchell, Executive Creative Director Infinite Frameworks Batam yang juga terjun langsung sebagai sutradara dalam pembuatan film MERAIH MIMPI. “Saya akan berbagi, bagaimana saya mendapatkan insipirasi-inspirasi dan juga menjelaskan proses pembuatan film Meraih Mimpi.” ungkap Phil Mitchell.

Pembicara tamu pada seminar kali ini akan menghadirkan Nia Dinata (dalam konfirmasi) dari Kalyana Shira Film yang akan mengungkapkan rahasia kenapa memilih film MERAIH MIMPI untuk dilokalisasi di Indonesia.

Selain seminar, kami juga akan hadir pada pameran INAICTA 2009 pada tanggal 28-29 Juli 2009 di JCC. Informasi dan pendaftaran seminar melalui email ifw.reservation@frameworks-studios.com.

"Meraih Mimpi", Film Animasi Layar Lebar Pertama Buatan Indonesia

Indonesia akhirnya berhasil membuat film animasi 3D pertama yang ditayangkan di layar lebar. Film tersebut berjudul Meraih Mimpi yang diproduksi Infinite Frameworks (IFW), studio animasi yang berpusat di Batam.

"Kami bangga bisa meluncurkan Meraih Mimpi ke pasar Indonesia," ujar Managing Director IFW, Mike Wiluan, dalam konferensi pers yang berlangsung di Hotel Hyatt, Jakarta, Senin (27/7).

Film Meraih Mimpi sendiri sebenarnya merupakan adapatasi dari buku karya Minfung Ho berjudul Sing to The Dawn. Buku tersebut bercerita tentang kakak beradik yang berusaha melindungi tempat tinggal mereka dari kontraktor penipu.

IFW membuat adapatasi buku Minfung Ho tersebut atas permintaan pemerintah Singapura yang ingin buku wajib baca di beberapa SD di Singapura tersebut dibuat filmnya. Begitu mendapat tawaran, IFW langsung memulai pengerjaan film Sing to The Dawn. Perlu tahu saja dari 150 animator hampir semuanya orang Indonesia dan hanya 5 orang asing.

Pengerjaan dilakukan sepenuhnya di Batam selama tiga tahun dan memakan biaya sebesar 5 juta dollar AS. Setelah film selesai dibuat pada tahun 2008, film Sing to The Dawn mulai didistribusikan ke berbagai negara mulai dari Singapura, Korea, dan Rusia. Sing to The Dawn tidak langsung diluncurkan ke Indonesia karena IFW ingin memperkenalkan Sing to The Dawn ke penonton luar terlebih dahulu.

Sing to The Dawn baru dilokalisasi ke dalam versi Indonesia pada tahun ini dengan judul Meraih Mimpi.


"Sing to The Dawn tidak langsung kami luncurkan ke Indonesia karena kami ingin meraih international recognizition terlebih dahulu. Setelah itu, kami baru meluncurkan di Indonesia agar masyarakat tahu bahwa ada studio animasi di Indonesia," jelas Wisnu Triatmojo, Jubir IFW.

Nia Dinata direkrut untuk membantu proses script writing dan Erwin Gutawa diminta langsung untuk mengkomposisi ulang musik yang akan mengiringi film.

Di samping itu, beberapa artis terkenal seperti Gita Gutawa, Cut Mini, dan Shanty juga terlibat sebagai pengisi suara. Meraih Mimpi akan mulai tayang di bioskop-bioskop pada tanggal 8-9 September 2009, dimulai dari jaringan bioskop XXI Indonesia.

Selasa, 11 Agustus 2009

Tips Umum Mempercepat Pekerjaan Animasi

Konsentrasi,konsentrasi, dan konsentrasi. Artinya memusatkan perhatian ke animasi kita dan menyingkirkan pikiran dari hal-hal lain. Menyingkirkan makanan (untung saya tidak gembul), menyingkirkan pacar (saya tahu terdengar terlalu dibuat-buat, tapi memang saya buat-buat karena iri sama yang pacaran), menyingkirkan jendela brosing maupun ceting (ya! hidup memang kejam), menyingkirkan game, dan tak terkecuali menyingkirkan musik maupun radio dari indera pendengaran kita.

Rencanakan! Kalau buku-buku maupun tutorial dari profesional, perintahnya jelas. Buat kuku jempol (thumbnail maksud saya - lha bahasa indonesianya apa ya?)!!! Dan ini memastikan bahwa kita sudah tahu apa yang akan kita kerjakan sebelum memulainya. Saya sendiri hampir tidak pernah bikin sih, biasa.....malas....Tapi yang jelas saya selalu memastikan saya tahu apa yang akan saya kerjakan, caranya dengan memutar render priview (untuk kasus computer animation) dari layout sambil membayangkan gerakan dan timingnya berulang-ulang. Sampai saya merasa pas dan "hapal" . Memang akan membuat kita terlambat start, tapi bagaimanapun bukankah hasil akhirnya yang akan dinilai.

"Pose to pose" lebih cepat dari "Straight ahead". Hal ini berlaku dalam computer animation, karena inbeetwen (yang akan dijadikan pose antara ataupun breakdown key) sudah dikerjakan secara otomatis oleh komputer, jadinya kita tinggal mengubah-ubah dari inbeetwen yang sudah ada (sudah ada bantuan dari komputer untuk memposekan). Selain itu pose to pose juga memudahkan untuk perencanaan dan penentuan waktu dalam sekuen/shot/scene yang sudah ditentukan durasinya. Kalaupun menemukan gerakan yang terlalu rumit untuk dibuat pose to pose, gunakan campuran antara kedua metode tersebut.

Dahulukan badan! Untuk animasi karakter, kecuali untuk gerakan-gerakan dimana terjadi kontak dengan objek lain, kita harus yakin terlebih dahulu bahwa gerakan badannya benar baru bagian lain mengikuti. Jika ada kontak dengan objek lain yang pertama di lakukan adalah menentukan posisi kontaknya lebih dahulu, kemudian baru badan. Untuk jalan misalnya, pastikan posisi kontak kaki dengan tanah lebih dahulu baru kemudian menentukan posisi badan. Setelah gerakan naik turun dan perputaran badan sudah benar, baru dilanjutkan menentukan posisi kaki saat posisi crossing dll, kemudian baru dilanjutkan ke tangan dan kepala. Tips ini berguna agar kita tidak kerja bolak-balik, masalahnya kalau kita sudah kerjakan tangan bagus-bagus dan ternyata badannya salah, tentu harus bongkar pasang tangan lagi. Tidak efektif jadinya.

Jangan animasikan yang tidak keliatan di layar. He he, yang ini sudah jelas ya. Tapi dahulu saat awal-awal nganimasi 3D saya sering lupa juga. Jadi kita tak perlu mengerjakan lipsync saat karakter membelakangi layar, dan untuk karakter yang outframe, tak perlu animasikan bagian yang sudah keluar layar (kecuali untuk pertimbangan jatuhnya bayangan, harus dianimasikan tapi ga perlu detil-detil)

Tips Mempercepat Pekerjaan Animasi

Apabila menemui pergerakan kamera dari frame kecil ke besar (track out dan atau zoom out) atau sebaliknya (track in dan atau zoom in) ,pastikan menentukan posisi frame kecil terlebih dahulu. Kalau posisi frame kecil sudah dapat, posisi frame besar kemungkinan besar juga sudah pas. Kalaupun belum cuma membutuhkan jauh lebih sedikit penyesuaian dibanding jika kita menentukan frame besar terlebih dahulu. Ini disebabkan karena toleransi kesalahan berbanding lurus dengan besarnya frame. Jadi kalau kita punya shot Close Up, toleransi kesalahan dalam nge-framenya juga jauh lebih kecil dari shot Long Shot.

Dalam menganimasikan karakter yang sedang berakting, buatlah pose sesedikit mungkin. Semakin banyak pose, semakin banyak pula yang harus kita kerjakan. Harus bikin antisipasi, breakdown, overshoot, mbenerin grafik...dsb.
Namun meminimalkan jumlah pose juga memberi konsekuensi tersendiri. Pose yang dibuat harus bagus dan kuat karena akan terlihat dalam rentang waktu yang relatif lama. Mungkin pada awalnya hal ini juga mengakibatkan kita bekerja lebih lama juga. Tapi ketika kita telah terlatih (ya, ini juga memaksa kita berlatih mebuat pose yang kuat), membuat satu pose yang kuat tentu lebih cepat dari sekadar membuat dua pose (kuat ataupun lemah).
Pemilihan timing juga menjadi lebih membutuhkan perhitungan karena tidak semua penekanan diberi pose baru. Kalau ada dua bagian akting yang bisa diberi aksen (yang berarti pose baru), pilih salah satu yang lebih kuat. Kalau ada dua bagian akting yang harus diberi aksen dalam waktu yang berdekatan, kita bisa menghemat kerja dengan cukup membuat satu pergantian pose tapi menahan (hold) gerakan antisipasi sebagai aksen pertama atau menahan gerakan overshoot sebagai aksen kedua. (hint: kalau hal ini membuat timing menjadi terlalu lamban, bisa diakali dengan membuat perubahan pose yang lebih ekstrim). Satu hal yang perlu diingat adalah, mengurangi pose berarti juga mengurangi gerakan yang akan membuat lebih banyak saat "kosong". Karena itu penempatan timing untuk pergantian pose harus dibuat sebijaksana mungkin.


Gunakan formula yang sudah ada terlebih dahulu. Karena hal ini aman. Jika pekerjaan "sudah" selesai barulah kita bebas berimprovisasi, coba-coba pakai cara ataupun teknik baru. Mungkin pekerjaan kita cenderung jadi biasa-biasa saja. Tidak fantastis atau fenomenal. Tapi hal utama yang perlu didahulukan sebelum "pekerjaan yang mengagumkan" adalah pekerjaan yang tepat waktu! Jadi bila ada faktor penghambat yang muncul tiba-tiba dan kita kehabisan waktu, paling tidak kita punya pekerjaan yang bisa diserahkan. Mungkin jelek. Tapi selesai.

Menulis Skenario Film Animasi

Dikutip dari sebuah website


Awalnya adalah Pidi (Perdana Kartawiyudha) yang melemparkan wacana yang sebelumnya saya anggap remeh. Apa beda antara skenario untuk film live-action dan film animasi?


Tidak beda! Animasi hanyalah medium. Sama ketika kita bicara film (movie) ini dibuat menggunakan video, film itu menggunakan seluloid, atau yang lain dalam format digital. Itu pandangan saya saat itu, tapi apa benar demikian?

Pidi menyatakan bahwa ada perbedaan di sana. Dalam film animasi, penulis cerita memiliki kemampuan untuk menciptakan dunianya sendiri. Meliarkan imajinasi dengan menghidupkan benda-benda mati dan membebaskan mereka untuk bertindak selayaknya manusia. Atau lebih bahkan. Oke, saya paham maksud Pidi. Dalam film animasi kita bisa saksikan tikus yang berbicara, alien dari Mars, atau hal-hal tidak masuk akal lainnya. Bisa dibilang, batasnya adalah imajinasi penulisnya sendiri.

Entah sudah pernah saya sampaikan kepada Pidi atau belum, tapi saya menyanggah anggapan di atas. Atau lebih tepatnya mempertanyakan "film animasi" apa yang ia maksudkan. Mudah bagi kita menentukan mana film animasi dan mana yang bukan bila kita membandingkan antara "Ada Apa Dengan Cinta" dan "Finding Nemo." Tapi tolong coba katakan, "Lord of The Ring" itu film animasi atau bukan?

Bukan! Memang sebagian besar dari film tersebut digarap menggunakan CGI (Computer-generated Imagery) dan makhluk-makhluk di sana dihidupkan dengan teknik animasi, tapi tetap saja film tersebut masuk kategori live action. Padahal film tersebut memenuhi apa yang dikriteriakan Pidi sebagai film animasi saat membicarakan beda skenario film animasi dan live action (mampu menciptakan dunianya sendiri). Bagaimana juga nasib "Beowulf", film animasi yang dibuat serealitis mungkin, atau "A Scanner Darkly" film live-action yang mengolah gambarnya agar berpenampilan animasi? Lalu?

Nggak sesusah itu kok, tampaknya hanya beda pemahaman saja. Mari kita sepakati bahwa apa yang umum disebut dengan film animasi adalah film yang sepenuhnya dibuat menggunakan teknik animasi.

Trus? Kalau begitu apakah skenario film animasi berbeda dengan skenario film live-action?

Belajar sini belajar sana akhirnya saya menjilat ludah saya sendiri. Penulisan skenario film animasi dan film live-action memang berbeda. Namun mengingat pencapaian teknologi saat ini, pembedaan macam "hal-hal menciptakan dunia sendiri dan memungkinkan hal-hal yang tidak mungkin" itu sudah usang dan tidak bisa diterima lagi.

Skenario adalah barang setengah jadi, ia tak berarti apapun selama belum menjadi film. Proses untuk menjadikannya adalah melalui produksi, dan berhubung proses produksi film live-action sangat berbeda dengan film animasi maka pendekatan penulisan skenarionya pun menjadi berbeda. Hal ini terkait erat dengan masalah pendanaan. Apa yang murah di film live-action belum tentu murah di film animasi, apa yang mudah di film live-action belum tentu mudah di film animasi, apa yang mungkin di film live-action belum tentu mungkin di film animasi, dan sebaliknya.

Penulis skenario film animasi juga dituntut untuk menulis secara visual melebihi penulis skenario film live-action. Bahkan bukan berpikir sekadar visual saja, melainkan berpikir layaknya seorang storyboard artist yang membuat gambar shot per shot (cut per cut). Skenario yang ada dituntut mampu menunjukkan kepada storyboard artist apa yang harus ia gambar sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penulis. Tuntutan ini bersinggungan erat dengan proses produksi juga. Pengambilan gambar pada film live-action dilakukan dengan pengambilan gambar per adegan dengan berbagai shot, lalu dirangkai ulang kemudian pada tahap pasca produksi. Sedang pengambilan(pembuatan) gambar dalam film animasi dibuat langsung cut per cut (potongan shot) saat pra produksi, atau tepatnya saat proses storyboarding. Editing film animasi sudah dilakukan bahkan sebelum film tersebut diproduksi. Dapat dikatakan secara sederhana, pembuatan film animasi menuntut praproduksi yang jauh lebih mendalam di banding pembuatan film live action.

Film animasi juga memiliki karakteristiknya sendiri yang menuntut struktur cerita yang padat dan tempo yang cepat. Karena itu skenario film animasi dituntut memiliki scene-scene dan dialog-dialog yang pendek. Banyak aspek yang menuntut hal ini. Pertama, segmen terbesar film animasi adalah anak-anak yang lebih cepat bosan daripada orang dewasa. Kedua adalah karakter (terutama) di limited animation terlihat jelek apabila cut yang ada terlalu panjang (berakibat terlalu kaku). Selain itu film animasi juga sering menghindari adegan close up terlalu banyak dan terlalu lama (berakibat terlalu rata/flat). Ketiga, terlalu banyak dialog akan membuat film animasi jadi membosankan karena daya tarik animasi adalah dari aksi/gerakan para karakternya. Yang terakhir, cut yang panjang biasanya juga lebih melelahkan untuk dikerjakan. (catatan: penulis menjumpai beberapa orang yang menganggap lebih cepat membuat sedikit shot yang panjang daripada banyak shot yang pendek, namun penulis tidak menyetujuinya berdasar pengalaman penulis sendiri).

Penulis skenario film animasi juga dituntut untuk dapat menghadirkan humor dalam ceritanya, terlepas dari genre apapun yang dikerjakan. Karena......itu yang diharapkan penonton.

Saya yakin tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan, tapi saya harap dapat turut membantu perkembangan industri film animasi Indonesia. Mengingat bahwa salah satu kelemahan terbesar film animasi Indonesia yang sudah ada terletak pada penceritaannya, saya yakin Indonesia (termasuk saya tentunya) masih perlu belajar banyak untuk dapat menulis skenario film animasi yang baik. Mohon urun rembugnya....

Salam

14 Juni 2009, di kamar kos yang panas.

ref:
http://en.wikipedia.org/wiki/Live_action
http://en.wikipedia.org/wiki/Animation
http://en.wikipedia.org/wiki/Animated_cartoon
http://id.wikipedia.org/wiki/Computer-generated_imagery
http://en.wikipedia.org/wiki/A_Scanner_Darkly_(film)
http://complicationsensue.blogspot.com/2008_06_01_archive.html
http://www.christymarx.com/gamewriter/findawriter.htm
http://electronics.howstuffworks.com/tv-animation1.htm
http://www.writersstore.com/article.php?articles_id=714
http://library.creativecow.net/articles/hurwicz_michael/animation_writing_dev.php
http://johnkstuff.blogspot.com/2007/03/writing-for-animation-keep-it-simple.html
http://www.animationxpress.com/index.php?file=story&id=1429http://www.suite101.com/article.cfm/animation_writing_production/66823
Writing The Short Film, third edition, by Pat Cooper and Ken Dancyger
The Illusion of Life Disney Animation, by Frank Thomas and Ollie Johnston
Rollbots animated series script
Sedodog animated series script
The Nightmare Before Christmas script
Skenario sinetron Azizah
Skenario sinetron Mahligai Cinta

Selasa, 04 Agustus 2009

Hallo!!













Selamat datang di blogger ku..................





.

Followers

Blog Stats